Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Syarat Wajib Zakat Fitrah dan Hukumnya

Zakat fitrah disyari’atkan pada bulan Sya’ban tahun ke dua hijriyyah. Kehadirannya merupakan nilai tambah ( khususiyyah ) bagi umat Muhammad SAW. Menurut Imam Waki’ zakat fitrah memiliki kesamaan fungsi dengan sujud sahwi, yakni sama-sama sebagai penyempurna ibadah. 

Sujud sahwi sebagai pengganti kekurangan yang terjadi dalam shalat, sedangkan zakat fitrah sebagai penyempurna kekurangan yang terjadi dalam berpuasa. Baca: macam macam sujud dan bacaannya

Syarat Wajib Zakat Fitrah dan Hukumnya

Hukum Zakat Fitrah

Zakat fitrah hukumnya wajib bagi setiap muslim, sebagaimana dalam sebuah hadits ;

فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ عَلَى النَّاسِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى كُلِّ حُرٍّ أَوْ عَبْدٍ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى مِنْ الْمُسْلِمِينَ { رَوَاهُ الشَيْخَانِ }

Artinya : “Rasululloh SAW mewajibkan zakat fitrah bulan Ramadhan berupa satu sha’ kurma kering, atau satu sha’ sya’ir, kepada setiap orang merdeka, hamba sahaya, lelaki, perempuan, yang berstatus muslim “ ( HR. Bukhari-Muslim ).

قَالَ أََبُوْ سَعِيدٍ : كُنَّا نُخْرِجُ زَكَاةَ الْفِطْرِ إذْ كَانَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ زَبِيبٍ أَوْ صَاعًا مِنْ أَقِطٍ فَلَا أَزَالُ أُخْرِجُهُ كَمَا كُنْتُ أُخْرِجُهُ مَا عِشْتُ { رَوَاهُ الشَيْخَانِ }

Artinya : “ Abu Sa’id berkata; kami menunaikan zakat fitrah dikala Rasululloh SAW masih bersama-sama dengan kami berupa satu sha’ makanan, atau kurma kering, atau biji sya’ir, atau anggur kering, atau susu akith. Aku senantiasa menunaikannya seumur hidupku “ ( HR. Bukhari-Muslim )

Syarat Wajib Zakat Fitrah

1. Islam

Artinya bagi seseorang yang non muslim ( kafir asli ), tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah, hanya saja ia wajib mengeluarkan zakat fitrah yang diperuntukkan bagi orang-orang yang wajib ia nafkahi yang berstatus muslim. Untuk orang murtad, ketentuannya sebagaimana dalam bab zakat yang lain.

2. Merdeka

3. Menemukan bagian akhir bulan Ramadlan dan bagian awal bulan Syawal

Dari ketentuan ini dapat disimpulkan bahwa ;

Setiap anak yang terlahir setelah terbenamnya matahari malam ‘idul fitri, atau orang-orang yang meninggal sebelum terbenamnya matahari, tidak wajib dikeluarkan zakat fitrahnya.

Setiap anak yang terlahir sebelum terbenamnya matahari, atau orang-orang yang meninggal setelah terbenamnya matahari, wajib dikeluarkan zakat fitrahnya.

4. Mempunyai kelebihan harta

Yakni memiliki kelebihan biaya hidup baik untuk dirinya maupun orang-orang yang wajib dinafkahinya pada siang dan malam hari idul fitri. Apabila tidak demikian, maka tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah, meskipun sebenarnya masih memiliki makanan-makanan yang dipersiapkan untuk berhari raya, semisal ikan, makanan ringan, dll .

Ukuran Zakat Fitrah

Setiap muslim yang telah memenuhi syarat, diharuskan berzakat fitrah untuk dirinya, juga untuk orang-orang yang wajib dinafkahinya yang berstatus muslim. Sedangkan kadar zakat yang harus dikeluarkan untuk masing-masing adalah sebanyak satu sha’ makanan pokok daerah tersebut. 

Satu sha’ menurut pendapat yang shahih dari madzhab syafi’i, adalah ditentukan dengan takaran ( kail ). Takaran yang memuat satu sha’ menurut kitab Fathul Maqadir adalah : kubus yang tiap sisinya 14,65 cm. Sedangkan apabila dikonversi (diubah) menjadi kilogram menjadi ;

Gandum : 1, 862, 18 Kg.

Beras putih : 2, 719, 19 Kg .

Catatan :

Jenis “makanan pokok” yang dikeluarkan sebagai zakat fitrah adalah jenis makanan pokok orang yang mengeluarkannya bila atas nama dirinya. Apabila atas nama orang lain, semisal istrinya, maka harus berupa jenis makanan pokok orang-orang yang ia zakatkan dan dibagikan kepada para mustahik daerah tersebut.

Contoh :

Muzaki memiliki seorang istri yang berdomisili di Arab Saudi dengan makanan pokok kurma, maka zakat yang harus ia keluarkan atas nama istrinya adalah satu sha’ kurma dan dibagikan kepada mustahik Negara tersebut.

Apabila seseorang hanya mampu berzakat fitrah kurang dari satu sha’, ia tetap berkewajiban mengeluarkan sekadar yang ia mampu.

Untuk daerah yang tidak memiliki makanan pokok, atau memilikinya namun tidak mencukupi sebagai zakat fitrah, semisal bermakanan pokok daging, minyak samin, dll maka yang harus dikeluarkan adalah jenis makanan pokok daerah terdekat.

Orang-orang yang tidak wajib dinafkahi, semisal anak yang sudah dewasa, tidak boleh dizakati atas nama mereka, kecuali mendapatkan izin.

Syarat-syarat pembagian zakat

Dalam pembagian zakat, ada dua syarat yang harus terpenuhi agar zakat tersebut dikatakan sah menurut agama. Dua syarat tersebut adalah ;

1. Niat Zakat

Karena zakat termasuk ibadah, maka keabsahannya maembutuhkan niat. Sebagaimana dalam ibadah-ibadah yang lain, niat berzakat tidak harus dilafalkan dengan lisan, yang prinsip adalah adanya niat didalam hati untuk membayar zakat dengan bahasa-bahasa yang jelas, seperti “ ini zakat hartaku” atau “ ini sedekah wajibku”.

Dalam niat zakat tidak diharuskan menyebutkan harta yang dizakati, seperti ini zakat kambingku, ini zakat tanamanku, dll.

Niat tidak harus wujud ketika membagi harta zakat, cukup ketika memisah kadar zakat dari harta miliknya atau setelahnya, ataupun ketika menyerahkannya kepada wakil atau setelahnya.

Sunah bagi orang yang menyerahkan zakat kepada orang yang berhak menerima zakat untuk mengucapkan :

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Artinya : ”Wahai Tuhanku, terimalah (zakat ini) dariku, (karena) sesungguhnya Engkau adalah dzat yang maha mendengar lagi maha mengetahui ”

Sedangkan yang menerimanya membaca do’a :

آجَرَكَ اللهُ فِيْمَا أَعْطَيْتَ وَجَعَلَهُ لَكَ طَهُوْرًا وَبَارَكَ لَكَ فِيْمَا أَبْقَيْتَ

Artinya : ” Semoga Alloh memberimu pahala terhadap apa yang telah engkau berikan, dan menjadikannya pembersih bagimu serta memberimu berkah terhadap apa yang engkau simpan ”

2. Diberikan kepada mustahiqnya.

Alloh berfirman dalam Al-Qur’an ;

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَاِبْنِ السَّبِيلِ { التوبة : 60 }

Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para Mu’allaf yang dibujuk hatinya,untuk (memerdekaan) budak, orang yang berhutang, untuk ( orang-orang yang berjuang di ) jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan”. (QS. Al-Taubat : 60). 

Post a Comment for "Syarat Wajib Zakat Fitrah dan Hukumnya"